^^ Welcome to My Blog Monika Aslin ^^

Kamis, 11 Oktober 2012

my imagination :D

Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh,

hari ini kamis tanggal 11 oktober 2012 pukul 17.53,.,. sore menjelang magrib nih,., heheh,., lagi mau buat tugas, trus posting nih imagination gue dulu dulu dulu ,., heheh,., :D  selamat mambaca yeee,.,. :p :D :)


“Bersama Kita Taklukkan Puncak Semeru”
Karya : Monika Aslin
             Hari kelulusan yang dinantipun tiba. Suasana yang awalnya hening, tiba – tiba terdengar gemuruh yang mengganggu telinga.
“yesss  . . . . . yeah. . . hore. . . asyik , . , . yess . . . yess . . . huuu. ..  huuu . . “ sembari suara tepukan – tepukan ke meja (seluruh murid yang ada di dalam kelas).
“Japra. . . . . . . “ teriak seorang wanita cantik yang tiba – tiba ada di depan pintu kelas.
Sudah dua kali wanita itu memanggil nama Japra, tetapi masih saja anak itu tak menoleh. Teriakan terakhir wanita itu akhirnya membuat seluruh murid terdiam lagi dan suasana hening kembali melanda. Tak tahu kenapa, waktu itu Japra tiba – tiba dengan semangatnya yang berkobar – kobar berteriak sambil berkata “aku akan menaklukkanmu . . . .” teriakannya itu pun membawanya ke ruangan yang dianggap semua murid menakutkan, karena di ruang itu hanya akan ada si wanita cantik dan si pembuat onar. Waktu berlalu, Japra akhirnya keluar dari ruangan itu, dengan wajah yang tak berubah, masih seperti sebelum ia masuk tadi. Wajahnya menggambarkan sesuatu yang menyenangkan.
            Bel sekolah telah berbunyi sekitar setengah jam yang lalu, Japra tersadar dan langsung berlari pulang. Setibanya ia di rumah, Japra segera mengambil tas ransel besar yang kelihatannya cukup berat dan menyandangnya, dengan wajahnya yang bersemangat ia terlihat tak lagi menyandang tas yang cukup berat, malah terlihat sedang menyandang tas yang berisi kapas – kapas yang ringan. Ia terlihat sangat semangat dan selalu menebarkan senyumnya. Segera berlari setelah ia berpamitan.Sebelumnya ketika ia pulang ke rumah, ia berpamitan kepada kekasihnya. Kekasihnya  berkata, “ good luck, honey” sambil tersenyum memberi semangat kepada Japra.
            Ketika tiba di tempat tujuan, Japra tak sempat berbincang – bincang dengan teman – temannya yang lain. Segera mereka naik ke dalam mobil yang terbuka atapnya. Di mobil itu, Japra bersebelahan dengan sahabatnya yang bernama Diyakar. Diyakar adalah teman seperjuangan Japra. Mereka selalu bermain bersama, hingga sekarang, walaupun mereka punya kesibukkan masing - masing mereka masih sering bertemu, karena rumahnya bersebelahan.            Ketika di mobil, Diyakar terlihat sedikit berbeda dari biasanya. Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Akhirnya Japra berinisiatif untuk bertanya, “ Hey, , , kenapa dari tadi melamun?? Ntar kesambet lohh, , , . “ sambil tertawa.
Diayakar pun ikut tertawa sambil menjawab, “tidak ada apa – apa, aku hanya sedikit khawatir apa aku bisa sampai ke puncak nanti, Jap.”
“Tenang saja teman, kita pasti bisa melakukannya, asalkan kita tetap fokus, pasti kita bisa mencapai tujuan kita .” Jawab Japra.            Setelah mereka panjang lebar bicara, suara teman tertua mereka terdengar akan memberikan pengarahan. Japra terlihat sangat serius mendengarkannya, tetapi teman sebelahnya malah masih terlihat sedang melamun. Sesekali Diyakar menjadi sasaran jahilnya si Japra.
            Setelah tiba di start awal dimulainya perjalanan, semuanya berkumpul dan tembakkan pistol menandai perjalanan yang panjang. Japra terlihat tambah bersemangat, ia selalu berada di samping sahabatnya Diyakar.
Setelah hampir setengat perjalanan, Diyakar bertanya pada Japra, “Apa kita sudah sampai??”
spontan Japra menjawab, “belum, sebentar lagi”.
Merekapun terus mendaki. Japra yang awalnya sangat bersemangat, sekarang sedikit kelelahan, tetapi tetap semangat dengan menebarkan senyum manisnya ke semua orang.            Setelah hampir sampai di puncak, sekitar beberapa meter lagi,
Diyakar bertanya lagi kepada Japra, “Apa kita sudah sampai??”
jawaban Japra masih seperti tadi, “belum, sebentar lagi”.
Diyakar terlihat sudah sangat tak fokus, dan akhirnya brakkk. . . . . suara batu – batu kecil terpecah karena sepertinya sudah sedikit rapuh terinjak dan Diyakar hampir terjatuh, untungnya Japra spontan memegang tangan Diyakar. ketika itu, teman – temannya yang lain belum tiba di tempat mereka berdua, Japra terus berusaha menarik tangan Diyakar dengan sekuat tenaganya, tetapi ia kesulitan untuk menarik Diyakar naik ke atas.
            Ketika itu Diyakar berkata, “lepaskan saja sahabatku!” “apa yang kamu katakan ??, tidak mungkin aku melepaskanmu, bersabarlah, tunggu sebentar lagi, yang lainnya akan segera datang menyelamatkan kita” jawab Japra dengan keyakinan penuh.
Tak lama kemudian teman – temannya yang lain datang tepat pada waktunya, dan akhirnya Diyakar berhasil kembali naik ke atas.
Diyakar menjelaskan pada Japra, “Sherly tadi tak ada di rumahnya, jadi aku tak sempat berpamitan dan meminta semangat padanya, jadi aku tidak bisa fokus tadi.”
“ohh,, begitu” jawab singkat si Japra.“kenapa tak bilang dari tadi?? Kan kamu bisa menghubunginya sebelum kita pergi tadi” tambah si Japra.“aku tak terfikir untuk menghubunginya tadi, setelah kita sudah di pertengahan jalan baru aku terfikir untuk menghubunginya, tapi sayangnya sinyal di sini sudah mulai menghilang, jadi aku mengurungkan niatku, dan akhirnya aku jadi semakin tak bisa fokus.” Jawab Diyakar.            Setibanya mereka di puncak, hari sudah hampir gelap, matahari hampir akan tenggelam, disana mereka terkejut melihat seorang berpakaian santai sedang membawa sebuah kamera perlahan berjalan mendekati mereka. Ternyata itu seorang wartawan yang akan meliput kisah – kisah para pendaki yang telah samapi di puncak. Japra orang pertama yang bicara di depan kamera siaran langsung wartawan itu.
Yang pertama kali ia ucapkan, “terima kasih buat Intanku tersayang yang sudah menyemangatiku, terima kasih juga kepada wanita cantik penjaga ruangan yang menyenangkan Miss Noona yang telah memberikan tips – tips penyemangatnya. Terakhir ia bicara, “buat sahabatku yang selalu ada di sampingku, jangan mudah putus asa, yakinlah selalu kita bisa melakukannya bersama – sama”.
“yeahhh. . .. . . aku berhasil menaklukkanmu . . . “ teriak keras Japra di depan kamera.Diyakar tersenyum gembira melihat sahabatnya ketika itu.
            Setelah semua acara selesai, para pendaki – pendaki pun segera turun ke bawah dengan menaiki helikopter dan akhirnya mereka pulang dengan selamat.
Setibanya mereka di bawah, Japra segera menuju rumah Intan bersama dengan Diyakar. Tak tahu apa mereka sudah berjanji sebelumnya, Intan terlihat sedang menunggu  seseorang di halaman depan rumahnya. Terlihat dari kejauhan dua orang sedang berlari kearah rumah Intan, teryata itu Japra dan Diyakar. Intan pun segera berdiri dari tempat duduknya, dan menyambut mereka.
Dengan wajah yang gembira Intan berkata, “selamat ya!!”Japra menjawab, “aku bisa melakukan semua ini berkatmu, , , terima kasih ya atas dukunganmu selama ini.” Sambil tersenyum lebar.Melihat Japra dan Intan, Diyakar ikut merasa senang. Walaupun di hatinya ada sedikit kecewa karena ia tak bisa seperti Japra yang sempat mendapat dukungan dari si Intan.Beberapa menit kemudian, Japra segera mengajak Diyakar untuk pergi ke rumah Sherly. Rumahnya dekat dengan rumah Intan, jadi mereka bertiga berjalan kaki pergi ke sana. Setelah tiba di rumah Sherly, Diyakar terlihat sangat senang, begitu juga dengan yang lainnya. Akhirnya mereka berempat pergi ke halaman rumah Sherly yang cukup luas untuk berbagi cerita. Japra terlihat sangat semangat ketika menceritakan semua yang terjadi pada saat mereka mendaki, sampai – sampai mereka lupa waktu padahal hari sudah gelap. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar